Minggu, 15 Juli 2018

BAB 11 AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN INSTRUMEN KEUANGAN

BAB11
AKUNTANSI MULTINASIONAL:
TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN INSTRUMEN KEUANGAN
1.1.  PERMASALAHAN  AKUNTANSI
Akuntan harus dapat mencatat dan mealaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran dolar AS dan mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction) perusahaan indonesia meliputi penjualan, pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang didemomikasikan-yaitu yang nilainya akan dilunasi-dalam suatu mata uang asing. Oleh karena laporan keuangan dari hampir semua perusahaan indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi dalam mata uang lain harus disajikan kembali dalam (setara) rupiah sebelum dicatat di pembukuan dan dimasukan dalam laporan keuangan perusahaan. Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam (setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation).
Selain itu, banyak perusahaan besar di Indonesia yang mempunyai operasi multinasional, seperti adanya anak perusahaan atau cabang di luar negri. Sebagai contoh, produsen mie instan indonesia mempunyai anak perusahaan di Kanada, Meksiko, Spanyol dan Nigeria. Anak perusahaan tersebut menyusun laporan keuangan dalam mata uang negara mereka; sebagai contoh, anak perusahaan di Meksiko melaporkan operasinya dalam peso. Nilai mata uang asing dalam laporan keuangan anak perusahaan ini harus ditranslasikan atau dijabarkan, yaitu disajikan kembali dalam (setara) rupiah, sebelum dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk perusahaan yang menggunakan rupiah sebagai satuan mata uang pelaporan.
Bab ini menjelaskan prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi dalam mata uang asing. PSAK 10, “Transaksi Mata Uang Asing”, diterbitkan pada 1994 mengatur prosedur akuntansi untuk piutang dan utang dagang dengan mata uang asing. PSAK 50 “Instrumen Keuangan: penyajian dan pengungkapan” dan PSAK 55, “Instrumen Keuangan: pengakuan dan pengukuran” diterbitkan pada 2006, mengatur prosedur akuntansi untuk instrumen keuangan khususnya transaksi derivatif dengan tujuan melakukan lindung nilai (hedging).
1.2.  KURS MATA UANG ASING
Kurs mata uang asing (foreign currency exchange rates) ditentukan setiap hari oleh pedagang mata uang asing yang bertindak sebagai agen untuk indiuvidu atau negara yang memperdagangkan mata uang asing. Beberapa negara, seperti cina, menetapkan kurs tetap resmi dan kurs tetap untuk dividen yang dikirimkan ke luar negri. Kurs resmi ini dapat berubah sewaktu-waktu dan perusahaan yang beroperasi di luar negri perlu berkomunikasi dengan pemerintah negara tersebut untuk memastikan bahwa perusahaanya telah memenuhi setiap ketentuan pemabtasan pertukaran mata uang.
a.    Penentuan Kurs
Mata uang uang negara mirp dengan komoditas lain dan kursnya berubah karena sejumlah faktor ekonomi yang memengaruhi permintaan dan penawaran  terhadap mata uang tersebut. Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah neraca pembayaran, perubahan suku bunga, tingkat investasi negara dan stabilitas dan proses tata kelola (govermance).
b.   Kurs Langsung dan Tidak Langsung
Kurs Langsung (direct exchange-DER)
Kurs langsung adalah banyaknya unit mata uang lokal (local currency units –LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (foreign currency unit – FCU). Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs langsung dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Rasio kurs langsung sbb:
DER =
Kurs langsung paling sering digunkan dalam akuntansi untuk operasi dan transaksi asing sebab akun-akun dalam mata uang asing harus ditranslasikan dalam nilai setara rupiah. Contoh: jika dengan Rp 9.200 dapat diperoleh 1 dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp 9.200 , seperti ditunjukan sebagai berikut.
DER =  = Rp. 9.200
Kurs Tidak Langsung (indirect exchange rate-IER)
Kurs tidak langsung adalah kebalikan dari kurs langsung. Kurs tidak langsung menunjukan banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah. Surat kabar bisnis dan orang yang bepergian ke luar Indonesia seringkali menggunakan kurs tidak langsung. Kurs langsung berbanding terbalik dengan kurs tidak langsung dan bahwa keduanya menyatakan hubungan ekonomis yang sama antara kedua mata uang. Rasio kurs tidak langsung sbb:
IER =
Mata uang terminology (term currency) merupakan pembilang dalam perhitungan rasio kurs sedangkan mata uang dasar (base currency) merupakan penyebut. Pembilang adalah kunci kurs dalam mengidentifikasikan jenis kurs.
Contoh: jika dengan Rp 9.200 dapat diperoleh 1 dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp 9.200 , seperti ditunjukan sebagai berikut.
IER =  = Rp. $0,0001087
c.    Perubahan Kurs
Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang yang lain.
Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung
Menguatnya rupiah berarti :
1.      Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
2.      Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Contoh: suatu perusahaan manufaktur AS menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000. Untuk menentukan nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari 2011, digunakan perhitungan sbb:
 Nilai setara rupiah  =  unit mata uang asing x kurs langsung
 Rp 233.750.000      = $ 25.000 x Rp 9.350
Menguatnya rupiah menguntungkan perusahaan Indonesia yang membeli barang dari negara lain, penguatan ini mempunyai dampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menjual produk di negara tersebut. Ekspor Indonesia ke AS akan lebih mahal bagi pelanggan AS.
Contoh: perusahaan manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga Rp 100.000.000. Untuk menentukan nilai setara mata uang asing (dolar) dari Rp 100.000.000 pada tanggal 1 Januari digunakan perhitungan berikut:
Nilai setara mata uang asing = unit rupiah Indonesia x kurs tidak langsung
$ 10.700                                = Rp 100.000.000 x $ 0,0001070
Melemahnya Rupiah – Peningkatan Kurs Langsung
 Melemahnya rupiah berarti:
1.      Lebih banyak mata uang Indonesia diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
2.      Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.
Kurs Tunai (Spot Rate) dan Kurs Sekarang (Current Rate)
Kurs tunai (spot rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu mata uang. Kurs sekarang (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal neraca suatu entitas.
Kurs Masa Depan (Forward Exchange Rate)
Kurs masa depan (forward exchange rate) yaitu kurs untuk pertukaran mata uang di masa mendatang. Selisih antara kurs masa depan dan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu dinamakan spread. Spread memberikan informasi tentang kemungkinan penguatan atau pelemahan dari suatu mata uang.
1.3.  TRANSAKSI MATA UANG ASING
Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction) adalah aktivitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang pencatatan suatu entitas. Transaksi tersebut meliputi:
1.        Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor), dimana harganya dinyatakan dalam mata uang asing.
2.        Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing.
3.        Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan.
4.        Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan. Pada setiap tanggal neraca baik interim maupun tahunan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang pelaporan dari suatu entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs selama periode tersebut sejak tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal transaksi mata uang asing jika transaksi tersebut terjadi pada periode yang bersangkutan.
Contoh: PT ABC memperoleh € 5.000 dari bank pada 1 Januari 2012, untuk digunakan dalam pembelian barang di masa depan suatu perusahaan Jerman. Kurs langsung sebesar Rp 14.200 = €1. Maka perusahaan harus membayar bank sebesar Rp 71.000.000 hitunganya sbb:
Nilai setara euro = unit mata uang asing x kurs langsung
Rp 71.000.000   = € 5.000 x Rp 14.200
Jurnalnya sbb:
 Unit mata uang asing (€)               71.000.000
 Kas                                                                 71.000.000
Pada tanggal 1 Juli 2012, kurs sebesar Rp 14.100 menjadi setara dengan € 1. Kurs langsung mengalami penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro selama euro tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata uang asing sbb: Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Januari = € 5.000 x Rp 14.200 = Rp 71.000.000 Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Juli = € 5.000 x Rp 14.100 = Rp 70.500.000 Kerugian transaksi mata uang asing                                                                   = Rp      500.000
Jurnalnya:
 Kerugian transaksi mata uang asing                                  500.000
                                    Unit mata uang asing (€)                                             500.000
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing
Utang dan piutang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar negri harus diukur dan dinyatakan dalam mata uang asing harus diukur dan dicatat oleh entitas AS dalam mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya-yaitu rupiah. Kurs yang relevan bagi penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing adalah kurs tunai (spot rate) pada tanggal penyelesaian. Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk transaksi impor atau ekspor dalam mata uang asing secara kredit sebagai berikut:
1.    Tanggal transaksi → mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.
2.    Tanggal neraca → menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca.
3.    Tanggal pelunasan → pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal neraca (atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca) dengan tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.
Ilustrasi Transaksi Pembelian dari Luar Negri
1.    Pada tanggal 1 Oktober 2012, PT ABC memperoleh barang secara kredit dari Tokyo Industries sebesar Rp 160.000.000 atau 2.000.000 yen.
2.    PT ABC menyusun laporan keuangan pada 31 Desember 2012.
3.    Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013.
4.    Kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sbb:
Tanggal                                                                       Kurs langsung
1 Oktober 2012 (tanggal transaksi)                             Rp 80
31 Desember 2012 (tanggal neraca)                            Rp 90
1 April 2013 (tanggal pelunasan)                                Rp 8
Buatlah jurnal dan hitungannya! Jika kontrak pembelian dinyatakan dalam dolar, maka entitas asing (Tokyo Industries) akan menanggung resiko kurs mata uang asing. Jika transaksi dinyatakan dalam yen, maka PT ABC akan terbuka terhadap kemungkinan keuntungan dan kerugian kurs.


JIKA DALAM YEN
 1 Oktober 2012 (tanggal pembelian)
Persediaan                               160.000.000
Utang usaha (¥)                                   160.000.000
(Rp 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai)
31 Desember 2012 (tanggal neraca)
 Rugi transaksi mata uang asing                      20.000.000
 Utang usaha (¥)                                                          20.000.000
Menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui rugi selisih kurs sbb:
Rp 180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember
 (-) 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai 1 Oktober 


20.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 – Rp 80)
JIKA DALAM RUPIAH
 1 Oktober 2012 (tanggal pembelian)
 Persediaan                                          160.000.000
Utang usaha                                                    160.000.000
31 Desember 2012 (tanggal neraca)
 Tidak dibuat jurnal
 1 April 2013 (tanggal penyelesaian)
 Utang usaha                                       160.000.000
Kas                                                                  160.000.000

1.4.  MENGELOLA RISIKO MATA UANG INTERNASIONAL DENGAN INSTRUMEN KEUANGAN PERTUKARAN MATA UANG MASA DEPAN (FOREIGN CURRENCY FORWARD EXCHANGE)
Entitas multinasioanal mengelola risiko mata uang asing mereka dengan menggunakan beberapa jenis instrument keuangan seperti:
1.    Kontrak masa depan dalam mata uang asing
2.    Opsi mata uang asing
3.    Mata uang asing berjangka
Akuntansi untuk derevatif dan aktivitas lindung nilai (hedging) berpedoman pada dua standar. PSAK 50 , “instrument keuangan:penyajian dan pengungkapan”, dan PSAK 55. “instrument keuangan: pengakuna dan pengukuran”, mendefinisikan derivative dan menetapkan aturan umum dalam pengakuan derivatif baik sebagai asset atau kewajiban dalam neraca dan mengukur instrument keuangan tersebut pada nilai wajar.
Instrument keuangan (financial instrument) adalah kontarak yang akan meningkatkan nilai asset dari suatu entitas dan instrument utang dan ekuitas pada ekuitas lain. Contohnya antara lain bukti pemilikan, wesel bayar, wesel tagih serta berbagai jenis kontrak keuangan lainnya. Derevatif ( derivative ) adalah suatu instrument keuangan yang :
1.    Memeliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari dan (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional (national amount).
2.    Tidak memerlukan investasi awal bersih atau kalaupun memerlukan investasi,maka nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lain yang diperkirakan akan menghsilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam factor-faktor pasar.
3.    Persyaratan perjanjian mengharuskan adanya settlenebt (pelunasan) pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang.
Devinisi spesifik dari deratif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak yang mempunyai semua criteria berikut.
1.    Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang mendasari  (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional ( national amount), yang menentukan persyaratan instrument keuangan tersebut.
a.    Variabel poko yang mendasari ( underying) adalah variabel keuangan yang atau variabel fisik yang mempunyai perubahan yang dapat di pantau atau yang dapat diverivikasi secara objektif. Kurs mata uang,harga komoditas,indeks atau tingkat harga,jumlah hari-hari yang hangat dalam musim dingin,atau variabel lain yang mencakupperistiwa yang terjadi maupun yang tidak terjadi,seperti pembayaran yang dijadwalkan dalam jumlah suatu kontrak adalah contoh dari variabel pokok yang mendasari.
b.    Jumlah nasinal(natonal amount) adalah banyaknya unit mata uang, saham , ukuran, kapasitas, berat atau unit lain yang ditetapkan dalam instrument keuangan.
2.    Instrument keuangan atau kontarak lain tidak memerlukan investasi bersih awal atau jika pun ada, maka investasi bersih awal tersebut lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai tanggapan yang serupa pada perubahan factor pasar.
3.    Persyaratan kontrak:
a.    Memerlukan atau membolehkan suatu penyelesaiaan bersih (net settlement)
b.    Menyediakan penyerahan asset yang menempatkan penerima dalam pososisi ekonomi yang secara substansial  tidak berbeda dengan penyelesaian bersih
c.    Kontrak yang siap untuk diselsaikan oleh pasar atau mekanisme lain di luar kontrak.
a.    Derivatif yang Ditunjukan sebagai Lindung Nilai
PSAK 55 memberikan persyaratan spesifik dalam pengklasifikasian derivative sebagai suatu aktivitas lindung nilai. Akuntansi lindung nilai menghapuskan keuntungan ( kerugian) atas pos yang dilindungi atas kerugian ( keuntungan) dan instrument lindung nilai.
Lindung nilai dapat digunakan untuk:
1.    Resiko kurs mata uang asing dimana kurs mata uang berubah setiap saat
2.    Resiko tingkat bunga khususnya untuk perusahaan yang mempunyai instrument utang yang bersifat variabel
3.    Resiko komoditas dimana harga masa depan komoditas dapat berbeda dari harga tunai.
Suatu instrument derivative dapat diklasifikasikan sebagai instrument lindung nilai,jika hanya jika seluruh criteria berikut ini terpenuhi,yaitu:
1.    Dokumentasi yang cxukup harus disajikan pada awal jangka waktu ni8lai lindung untuk menentukan tujuan dan sasaran dari lindung nilai,instrument lindung nilai dan hal-hal yang dilindung,serta bagaimana efektivitas lindung nilai tersebut akan dievaluasi secara berkesinambungan.
2.    Lindung nilai harus sangat efektif dalam mengomensasi seluruh perubahan dalam nilai wajar maupun arus kas yang di hubungkan dengan nilai yang dilindungi,dan seluruh strategi manajemen untuk melakukan lindung niulai tersebut secara konsisten harus didokumentasikan selama jangka waktu lindung nilai.
3.    Untuk lindung nilai arus kas,transaksi yang diperkirakan sebagai subjek lindung nilai harus dapat memiliki kemungkinan yang sangat tinggi dan harus menunjukan adanya eksposur yang tinggi pada arus kas yang akan menyebabkan timbulnya untung dan rugi akibat risiko tersebut.
4.    Efektivitas lindung nilai harus dapat di hitung dengan meyakinkan,seperti lindung nilai atas nilai wajar atau arus kas harus dapar dihubungkan dengan risiko lindung nilai dan instrument lindung nilai tersebut dapat dihitung dengan cepat.
5.    Lindung nilai ditentukan secara berkesinambungan dan nilai pada bagian efektifnya ditentukan secra actual!sepanjang periode pelaporan keuangan.
Derevatif  yang memenuhi persyaratan untuk lindung nilai dan digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memenuhi tujuan tersebut diatur dalam PSAK 55,sebagai berikut:
1.    Lindung nilai atas nilai wajar ( fair value hedges) digunakan untuk melindungi risiko perubahan nilai wajar dari kewajiban atau asset atau komitmen ( firm commitment) yang belum diakui untuk membeli menjual asset pada harga tetap atau porsi tertentu seperti asset,kewajiban,atau komitmen yang dapat dikaitkan dengan risiko tertentu dan dapat menyebabkan timbulnya keuntungan atau kerugian.
2.    Lindung nilai arus kas (cash flow hedhes) digunakan untuk melindungi risiko perubahan arus kas yang antisipasi,yang masuk atau keluar dari perusahaan,untuk asset dan kewajiban yang diakui (seperti pembayaran bunga masa depan atas utang bunga dengan tingkat bunga variabel) atau transaksi yang diperkirakan sangat pasti terjadi dan dapat mempengaruhi laba rugi.
3.    Lindung nilai dari investasi bersih operasi dari luar negeri. Derevatif yang tunjuk sebagai lindung nilai untuk jenis resiko mata uang asing ini mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan untuk jenis resiko mata uang asing ini mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian translasi kumulatif.
b.   Kontrak Pertukaran Masa Depan
Untuk laporan keuangan yang berakhir pada oktober 2005.komite nilai tukar mata uang asing ( foreign exchange committee) dari badan federal reserve new York melaporkan bahwa volume rata-rata harian pada instrument nilai tukar adalah sebesar $440 miliar,sedangkan volume rata-rata harian transaksi opsi mata uang asing sebesar $37 miliar.
Perusahaan yang beroperasi di mancanegara sering kali menggunakan kontrak masa depan (forward exchange contract) dengan pedagang mata uang asing untuk menukarkan berbagai mata uang pada kurs dan tanggal tertentu dimasa depan. Kontrak pertukaran masa depan ini diperoleh dari pedagang mata uang asing. Biasanya, kontrak ini di tulis untuk salah satu mata uang internasional utama. Kontrak umumnya tersedia untuk jangka waktu berapa pun hingga 12 bulan kedepan, namunn kebanyakan lebih singkat,antara 30 sampai 180 hari. Kontrak pertukaran masa depan ini dapat berupa perolehan mata uang asing atau penyerahan mata uang asing pada tanggal tertentu dimasa depan atau yang disebut dengan tangggal kedaluarsa (expiration date). Kurs pertukaran kontrak tersebut berbeda dengan kurs tunai karena berbagai factor ekonomi yang terlibat dalam penentuan kurs masa depan vs kurs tunai pertukaran. Untuk transaksi lindung nilai,jika kurs masa depan lebih tinggi dari pada kurs tunai,maka selisih antara kurs ini disebut premi atas kontrak pertukaran masa depan (premium on the forward exchange contract);ini berarti mata uang asing di jual pada harga lebih tinggi( harga premium) dibandingkan dengan pasar masa depan (forward market). Jika kurs masa depan lebih rendah dari pada kurs tunai,maka selisihnya disebut dengan diskon atas kontrak pertukaran masa depan (discount on the forward exchange contract);ini berarti mata uang asing dijual pada harga yang lebih rendah (harga diskon) dibandingkan dengan pasar masa depan.
PSAK 55 menetapkan aturan dasar untuk akuntansi atas kontrak pertukaran masa depan. Perubahan nilai wajar harus diakui,namun akuntansi khusus untuk perubahan tersebut tergantung pada tujuan dari lindung nilai. Untuk kontrak pertukaran masa depan,aturan dasarnya adalah menggunakan kurs masa depan untuk mencatat kontrak masa depan.
Kesimpulan
Akuntan harus dapat mencatat dan mealaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran dolar AS dan mata uang asing. Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang fungsional dari suatu entitas. Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction) perusahaan indonesia meliputi penjualan, pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang didemomikasikan-yaitu yang nilainya akan dilunasi-dalam suatu mata uang asing. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yaitu PSAK No. 10 tentang transaksi mata uang asing.
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyesuaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluriuh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing masing periode.
Instrument keuangan (financial instrument) adalah kontarak yang akan meningkatkan nilai asset dari suatu entitas dan instrument utang dan ekuitas pada ekuitas lain. Contohnya antara lain bukti pemilikan, wesel bayar, wesel tagih serta berbagai jenis kontrak keuangan lainnya. Devinisi spesifik dari deratif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak yang mempunyai semua criteria berikut.
1.    Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang mendasari  (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional ( national amount), yang menentukan persyaratan instrument keuangan tersebut.
2.    Instrument keuangan atau kontarak lain tidak memerlukan investasi bersih awal atau jika pun ada, maka investasi bersih awal tersebut lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai tanggapan yang serupa pada perubahan factor pasar.
3.    Persyaratan kontrak:
a.    Memerlukan atau membolehkan suatu penyelesaiaan bersih (net settlement)
b.    Menyediakan penyerahan asset yang menempatkan penerima dalam pososisi ekonomi yang secara substansial  tidak berbeda dengan penyelesaian bersih
c.    Kontrak yang siap untuk diselsaikan oleh pasar atau mekanisme lain di luar kontrak.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I LOVE UNMUH

PENGALAMAN KULIAH Nama saya Vikha Rofiani, saya akan menceritakan pengalaman saya selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jember. ...