Minggu, 15 Juli 2018

BAB 12 AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSALASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

BAB 12
AKUNTANSI MULTINASIONAL:
TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

1.1.  PERBEDAAN DALAM PRINSIP AKUNTANSI
Metode-metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi berbeda-beda di seluruh dunia.kondisi perekonomian suatu negara, masalah hukum, pndidikan dan sistem politk, perkembangan teknologi, budaya dan tradisi, serta berbgai fakto-faktor sosial ekonomi lainya, merupakan faktor yang  mempengaruhi perkembangan standar akutansidan profesi di suatu negara. Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan yang signifikan antara standar-standar akutansi di berbagai negara. Ketidakseragaman standar di berbagai negara akan menimbulkan berbagai masalah bagi perusahaan, pihak penyusun dan pengguna laporan keuangan. Beberapa negara mengembangkan prinsip akutansinya berdasarkan kebutuhan informasi dan otoritas pajak. Negara lain mempunyai prinsip akutansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari pemerintah pusoat sebagai perencana ekonomi. Model di Indonesia berfokus pada kebutuhan informasi pemegang saham biasa ataun pihak pemberi kredit melalui penerapan prinsip akutansi yang berlaku umum.
Standar pelaporan akutansi yang utama saat ini sedang dalam proses penyusunan oleh International Accounting standard Board (IASB). IASB adalah sebuah badan yang memeperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan international dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara international tersebut. IASB mengatur susunan keanggotaan, dengan komposisi 5 anggota sebagai auditor, 3 anggota berlatar belakang penyusunan laporan keuangan (dari manajemen),  3 anggota berlatar belakang pengguna laporan keuangan dan 1 anggota berlatar belakang akademi, sedangkan 2 anggota lainya dapat berlatar belakang dari bidan lainya.
ISAB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang disebut sebagai Setandar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards-IFRSs). Sebelum terbentuknya ISAB, International Accounting Standard Committe telah menerbitkan International Accountig Standard (IASs). IASs di terbitkan dari tahun 1973 hingga tahun 2001. IASB mengadopsi IASs secara keseluruhan dan sekaligus mengembangkanya, yang disebut IFRSs. Walaupun tidak diterbitkan , IASs masih berpengaruh kecuali yang telah diganti oleh IFRS, IFRSs digunakan di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Singapura, Hongkong, Rusia, Australia dan Afrika Selatan. Komisi Eropa (European Committe) mengharuskan semua perusahaan publik di Uni Eropa (European Union - EU) untuk menerbitkan laporan keuangan konsolidasi menggunkaan IFRS yang dimulai sejak tahun 2005. Sebelum tahun 2005 terdapat lebih kurang 350 perusahaan publik yang telah menggunkaan IFRSs tersebut, sedang pada tahun 2005 jumlah itu meningkat menjadi 7.000 perusahaan. Situs IASB menyajikan daftar negara negara yang mewajibkan atau mengizinkan IFRS untuk mendaftarkan efeknya di negara negara tersebut.
IFRS sekarang realtif lebioh digunakan di banyak negara, termasuk telah diadopsi oleh negara Uni Eropa dan lainnya. Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hnya ada satu set standar akuntansi yang berlaku secara internasioanal akan meningkatkan kepercayaan diri invesor di pasar dan meningkatkan efisiensi pasar karena memudahkan investor untuk memandingkan berbagai pilihan investasi diberbagai negara.
Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat. Jika dihitung bedasarkan kapitaliusasi pasar, GAAP Amerika Serikat digunakan lebih dari separuh perusahaan di dunia ini.
Keberadaan berbagai bentuk standar akuntansi ini memliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan indonesia dan juga perusahaan multinasioanal yang beoperasi di Indonesia. Ha\l ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar akuntansi di mana mereka berlokasi, kemudian mentranslasikannya agar sesuai dengan GAAP indonesia untuk memudahkan penyusunan laporan konsolidasi. Hal yang sama terjadi jika perusahaan indonesia memilih untuk mendaftarkan sahamnya pada bursa efek di luar Indonesia, maka perusahaannya itu harus menyesuaikan dengan standar negaranya diman mperusahaan tersebut menginvestasikan sahamnya. Oleh karena itulah, maka meminimalisasi perbedaan diantara berbagai standar di dunia ini, khususnya GAAP Amerika Serikat dan IFRS, menjadi perhatian utama. Konvergensi akan mengurangiu biaya bagi penerbit laporan keuangan, karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untkuk menyiapkan laporan keuangan dalam berbagai standar.
FASB terus berkerja sama dengan IASB untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan internasioanal dan “mengonversikan” kedua set standar tersebut. Pada bulan September 2002, FASB menerbitkan “The Notwork Agreement” di mana baik FASB dan IASB sepakat berkerja sama untuk meningkatakan kualitas standar pelaporan keuangan dengan meminimalisasi perbedaan diantara mereka. Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi standar yang telah ada dan mengawasi implementasi standar tersebut saat ini serta standar baru yang kedua kelompok itu kembangkan.
Beberapa negara lain telah melakuakan konvergensi standar akuntasi pada IFRS. Sebagai contoh adalah Jepang, dimana Nippon Keidanren (Federasi Bisnis Jepang) sebuah organisasi ekonomi yang komperhensif pada bulan Mei 2002 menyusun kerja sama yang didukung oleh Keidanren (Organisasi Federasi Ekonomi Jepang) dengan Nikkeiren (Asosiasi Federasi Jepang) yang memiliki anggota 1.306 anggiota termasuk 91 perusahaan yang memiliki kepemiolikan asing, 129 organisasi industri, dan 47 asosiasi pekerja wilayah mendukung upaya jepang untuk mempercepat konvergensi standar akuntansi dan mencari bentuk standar yang diakui Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.
1.2.  PENENTUAN MATA UANG FUNGSIONAL
 Ada dua isu yang ditunjukan pada laporan keuangan yang ditranslasikan dari mata uang asing pada rupiah Indonesia yaitu:
1.      Nilai tukar manakah yang harus digunakan untuk mentraslasikan nilai mata uang asing menjadi mata uang domestik?
2.       Bagaimanakah seharusnya perlkuan atas keuntungan atau kerugian tersebut?Haruskah hal itu dimasukan dalam laba rugi?
Ada tiga kemungkinan nilai tukar  yang digunakandalam mengonversi nilai mata uang asing menjadi rupiah yaitu:
1.     Nilai tukar sekarang, merupakan nilai tukar pada akhir tanggal neraca
2.     Nilai tukar historis, merupakan nilai tukar yang pada saat transakasi awal terjadi, seperti nilai tukar pada tanggal saat aset diterima atau kewajiban diakui.
3.     Nilai tukar rata-rata, merupakan nilai tukar rata-rata selama suatu periode.
PSAK No 11 tentang “translasi mata uang asing” (PSAK 11) memberikan panduan khusus untuk mentranslasi laporan euangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah. Tujuan dari PSAK 11 menyajikan hasi secara langsung memeperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar. PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubunganya dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui proses translasi. PSAK mengadopsi konsep mata kuang fungsional (functional currency) yang definisikan sebagai mata uang dari lingkungan ekonomi primer kauntuk memebedakan antara dua jenis kegiatan operasional luar negeri yaitu:
1.      Kegiatan dikelola sendiri dan terintegrasi dengan lingkunga lokal dimana entitas asing itu beroprasi.
2.       Kegiatan terpisah dari lingkungan lokal dan terintegrasi dengan induknya.
Indikator-indikator Mata Uang fungsional
Indikator
Mata uang sebagai mata uang fungsional jika memenuhi indikator di bawah ini
Arus kas
Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didomonasi oleh mata uang tersebut.
Harga jual
Harga jual dalam jangka pendek sangat terpengaru dengan perubahan nilai mata uang tersebut atau produksi perusahaan sebagian besar di ekspor.
Beban
Beban dipengaruhi oleh perubahan nilai mata uang.
Akan tetapi, beberapa entitas asing menggunakan mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang lokalnya. DSAK telah mengadopsi pendekatan mata uang fungsional setelah mempertimbangkan tujuan dari prosestranslasi berikut.
1.     Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh ekonomi yang diharapkan dari perubahan nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan.
2.      Mencerminkan laporan keuangan konsolidasi hasil keuangan dan hubungan antara masing-masing entitas konsolidasi dalam mata uang fungsional yang sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku secara umum di Indonesia.
Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsioanal. Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selaian mata uang fiungsioanal, maka transaksi asing hafrus disesuaikan menjadi nilai setara mata uang fungsioanal sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi.
a.    Penentuan Mata Uang Fungsional di Lingkungan dengan Tingkat Inflasi Tinggi
Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang asing dikhususkan jika entitas asing berlokasi di negara seperti Argentina dan Peru yang mengalami inflasi yang sangat tinggi. Inflasi yang sangat tinggi didevinisikan sebagai inflasi yang melibihi 100% selama periode 3 tahun. PSAK memutuskan bahwa volativitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Oleh karna itu, dalam kasus oprasi entitas asing ang berbeda dengan perekonomian dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi, mata uang pelaporan dari indu perusahaan Indonesia-rupiah-harus digunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Pengecualian ini menyegah nilai aset dan perubahan laporan laba rugi yang tidak realistis jika keadaan hiperinflasi tersebut diabaikan dan presedur translasi yang normal digunakan. 
 contoh, asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah Rp500 = 1 peso. Kemudian diasumsikan bahwa karna adanya hiperinflasi dinegara anak perusahaan luar negeri trsebut, maka nilai tukar menjadi Rp0,05 = 1 peso. Nilai gedung hasil translasi pada saat dibangun dan setelah hiperinflasi adalah sebagai berikut.
Jumlah
Tanggal Pembangunan
Setelah Hiperinflasi
(peso)
Nilai Tukar
Jumlah hasil Translasi
Nilai Tukar
Jumlah Hasil Traslasi
1.000.000
Rp500
Rp500.000.000
Rp0,05
Rp50.000





Nilai translasi setelah hiperinflasi tidak mencerminkan nilai pasar atau biaya prolehan historis dari gedung tersebut. Oleh karna itu, PSAK mengharuskan penggunaan rupiah sebagai mata uang fungsional dalam kasus hiperinflasi untuk memeberikan stabilitas dalam laporan keuangan.

1.3.TRANSLASI VS PRNGUKURAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN ASING
Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas sing kedalam rupiah yaitu;
1.     Tranlasi laporan keuangan entitas asing kerupiah.
2.      Pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing kemata uang fungsional entitas tersebut.Setelah penguuran kembali, keuangan tersebut harus ditranslasikan jika mata uang fungsionalnya bukan rupiah. Jika mata uang fungsionalnya adalah rupiah maka tidak diperlukan translasi lagi.
Translasi adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing. Inin merupakam kasus normal dimana, sebagai contoh, anak perusahaan Indonesia di Prancis menggunakan euro ke rupiah. Setiap selisih translasi yang terjadi akan dimasukan srbagai komponen laba komprensif. Oleh karna pendapatan dan beban laba rugi ditranslasikan dengan mengguakan nilai tukar rata-rata sepanjang periode pelaoran. Metode translasi sering disebut sebagai metode nilai tukar sekarang (current rate methods).
Pertukaran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsioanal entitas asing. Pengukuran kembali hanya diaruskan jika mata uang fungsioanal berbeda dengan mata uang yang digyunakan untuk pembukuan dan penctatan entitas asing.
Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsional disebut metode temporal (temporal methods). Aset dan kewajiban moneter menunjukan adanya hak untuk menerima atau memenuhi pembayaran dalam sejulah tertentu mata uang asing di masa yang akan datang. Berdasrkan metode temporal, nilai tukar sekarang digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsionalnya. Pos nonmoneter seperti aset tetap, investasi jangka panjang, persediaan, biasanya ditranslsikan dengan menggunkan nilai tukar historis yaitu nilai tukar di mana aset tersebut dibeli atau saat kewajibannya diakui. Pendapatan dan beban pada laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunkaan niali rata rata sepanjang periode pelaporan. Setiap selisih yang timbul akibat ketidakseimbangan pada metode temporal akan disajikan sebagai bagian dari laporan laba rugi.
Penerapan metode temporal mengoversikan sebuah mata uang asing menjadi mata uang fungsional. Jika mata uang rupiah adalah mata uang fungsional, maka digunakan metode penyesuian. Jika mata uang fungsional adalah mata uang selain rupiah, maka digunakan metode nilai tukar sekarang untuk menyajikan informasi keuangan dalam bentuk mata uang rupiah.
Tabel berikutmenyajikan metode-metode yang dapat diguakan oleh perusahaan Indonesia untuk menyatakn kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi rupiah.
Mata uang pembukaan dan
Pencatatan afiliasi luar negri
Mata uang fungsional
Metode penyataan kembali
Mata uang lokal (yaitu mata uang negara tempat afiliasi berlokasi) mata uang lokal
Mata uang lokal

Rupiah indonesia (seperti yang diharuskan dalam perekonomian hiperinflasi)
Translasi ke rupiah menggunakan nilai tukar sekarang.
Diukur kembali dari mata uang lokal kerupiah

 Pertama, diukur kembali dari mata uang lokal kemata uang fungsional, kemudian di translasikan dari mata uang fungsional ke rupiah.
Tidak diperlukan pernyataan kembali; suadah dinyatakan dalam rupiah

Mata uang lokal
Mata uang negara ketiga (bukan matauang lokal atau rupiah
Rupiah indonesia
Rupiah indonesia
Alasan konseptual dari dua metode yang berbeda tersebut-translasi dan pengukuran kembali-berasal dari pertimbangan atas tujuan utama dari proses translasi, yaitu untuk memberikan informasi yang menunjukan pengaruh yang diterapkan dari perbahan nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan indonesia. Afiliasi asing dikategorikan menjadi dua kelompok:
1.      Afiliasi yang relatif merupakan entitas yang berdiri sendiri yang menghasilkan dan membelanjakan dalam unit mata uang lokal. Mata uang lokal merupakan mata uang fungsional dari kelompok entitas tersebut. Afiliasi asing ini dapat mereinvestasikan mata uang yang mereka hasilkan atau mendistribusikan dana ke kantor pusat atau ke induk perusahaan dalam bentuk dividen. Perubahan nilai tukar memengaruhi arus kas induk perusahaan indonesia. Perubahan nilai tukar memengaruhi aset bersih (aset dikurangi kewajiban) afiliasi asing karena itu, memengaruhi investasi bersih induk perusahaan entitas tersebut.
2.      Afiliasi asing terdiri dari entitas yang merupakan perpanjangan dari perusahaan indinesia. Afiliasi beroperasi din negara asing tetapi secara langsung dipengaruhi olrh perubahan nilai tukar, karena mereka tergantung pada perekonomian indonesia untuk pasar penjualan, komponen produksi atau pendanaan. Untuk kelompok ini, rupiah adalah mata uang fungsional. Diasumsikan bahwa pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap aset bersih afiliasi asing memengaruhi langsung arus kas induk perusahaan indonesia, sehingga selisih nilai tukar dilaporkan dalam laba induk perusahaan indonesia.

1.4.  TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG FUNGSIONAL MENJADI MATA UANG PELAPORAN PERUSAHAAN INDONESIA
Sebagian besar entitas bisnis melakukan transaksi dan mencatat aktivitas bisnisnya dalam mata uang lokal. Oleh karna itu, mata uang lokal dari entitas asing dalah matauang fungsionalnya. Translasi laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah merupakan proses yang relatif sederhana.
            DSAK menyakini bahwa hubungan ekonomi yang mendasari disajkanya laporan keuangan entitas asing tidak boleh terdistori atau berubah selama proses translasi dari mata uang fungsional entitas asing menjadi mata uang asing induk perusahaan. Sebagai contoh, jika laporan keuangan mata uang fngsional melaorka rasio laancar 2:1 dan laba kotor 60% dari penjualan, maka hubungan in harus tetap dalam proses traslasi menjadi mata uang pelaporan induk perusahaan Indonesia. Merupakan hal yang penting untuk dapat mengevaluasi kinerja dari manajemen afiliasi asing dengan menggunakn ukuran ekonomi yang sama dengan yang digunakan dalam operasi entitas asing. Untuk memepertahankan hubungan ekonomi tersebut dalam laporan keuangan mata uag fungsional, saldo akun harus ditranslasikan dengan nilai tukar yang sebanding.
Secara ringkas, translasi laporan keuangan entitas asing dari mata uang fungsional kemata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah sebagai berikut;
Akun laporan laba rugi:
       Pendapatan dan beban
Umumnya, nilai tukar rata-rata tertimbang untuk periode laporan
Akan neraca:
       Aset dan kewajban
       Ekuitas pemegang saham
Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca
Nilai tukar historis

Oleh karna untuk translasi masing-masing aun entitas asing digunakan kurs yang berbeda-beda, maka umumnya debit dan kredit dalam neraca percobaan setelah translasi tidak sama. Pos penyeimbang debit percobaan translasi dengan kreditnya disebut selisih translasi.
a.      Penyajian Laporan Keuangan dari selisih Translasi.
Selisih transasi dari prises translasi adalah bagian dari pendapatan komprehensif untuk periode terseut. Pendapatn kompreensif termasuk emua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul daru investasi pemilik dan pembagian ke pemilik. Pemdapatan komprehensif termasu laba bersih dan “pendapat komperensif lainya” yang merupakan bagian dari perubahan aset bersih perusahaan dari sumber selain pemilik (yaitu bukan investasi modal tambahan dan deviden) selma periode berjalan. PSAK mengharuskan pelaporan pendapatan komperensif sebagai bagian dari laporan keuangan utama entitas. Pos utama yang menjadi bagian dari pendapatan komperensif lainya adalah perubahan selisih translasi selama periode berjalan., nilai arus kas, dan penyesuaian dalam kewajibana pensiun minimum.
Terdapat beberapa alternatif format penyajian untuk pendapatan komprehensif. Laporan tunggal, pendekatan laporan gabungan, pertama menyajikan pos-pos dalam laporan laba rugi dankemudian mempunyai bagiann yang menyajikan pos pendapatan komprenhesif lainya. Sebagai alternatif, yaitu penyajian dua laporan, pertama menyajikan perhitungan laba bersih dalam satu laporan dan kemudian laporan terkait yang dimulai dengan laba bersih dan merekonsiliasi menadi pendapatan komprehensif dengan melaporkan pos pendapatan komprehensif secara terpisah. Alternatif ketiga, yang sring banyak digunakan oleh perusahaan, adalah hanya menyajikan pos yang merupakan bagian dari pendapatan komprehensif lainya dalam skedul akumulasi pendapatan komprehensif lainya dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasi. Suatu entitas dapat menyajikan komponen dari pos pendapatan kpmprehensif lainya bersih dari pajak atau dapat menyajikan pengaruh agregat pajak terkait dengan total pendapatan komprehensif lainya dalam suatu angka.
b.      Kepemilikan Minoritas pada Anak Perusahaan Luar Negeri
Sebagian besar perusahan di Indonesia suka memiliki 100% anak perusahaan luar negerinya. Denagan demikian akan memungkinkan manajemen lebih efesien atas anak perusahaan dan tidaka ada keharusan untuk menyusun laporan keuangan anak perusahaan untuk kepemilikan minoritas harus dihitung dan diperlakukan sebagaimana yang sudah dilelaskan sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah alokasi selisih translasi akan neraca percobaan anak perusahaan luar negeri. Oleh karna itu, sebagai contih, jika PT. Induk memiliki 80% kepemilikan di German Cempanydan investor lain memiliki kepemilikan minaritos akan mendapat alokasi sebasar presentase kepemilikan dari selisih dari translasi melalui proses ayat jurnal eliminasi.

1.5.  PENGUKURAN KEMBALI PEMBUKUAN DALAM MATA UANG FUNGSIONAL
Metode kedua untuk menyajikan kembali laporan keuangan afiliasi luar negeri ke rupiah adalah pengukuran kembali. Walaupaun pengukuran kembali untuk umum sebagaiman translasi, terdapat beberapa situasi dimana mata uang fungsional dari afiliasi asing bukan mata uang uang lokal. Pengukuran kembali sama sperti translasi di mana tujuanya adalah untuk mendapatkan nilai setar rupiah dariakun-akun afiliasi asing sehingga dapat digabungkan atau dikonsolidasi dengan laporan keuangan perusahaan Indonesia. Akan tatapi, kurs yang digunakan untuk pengukuran kenbali berbeda dengan kurs yang digunakan dalam traslasi, yang menghasilkan nilai rupiah yang berbeda untuk akun-akun afiliasi asing.
Dalam sebagian besar kasus, afiliasi asing dapat dianggap sebagai alat produksi atau penjualan langsung dari perusahaan indonesia, tetapi menggunakan mata uang lokal untuk mencatat dan mealaporkan hasil operasinya. Selain itu, entitas luar negri yang beralokasi di negara dengan tingkat inflasai yang sangat tinggi, yang didefinisikan sebagai negara dengan tingkat inflasi kumulatif lebih dari 100% harus menggunakan rupiah sebagai mata uang fungsiona dan laporan keuangannya diukur kembali menjadi rupiah.
Proses pengukuran kembali harus memeberian hasil akhir yang sama seakan-akan transaksi entitas luar negeri sejak awal telah dicatat dalam rupiah. Oleh karna itu , beberapa transaksi dan saldo akun disajikan kembali menjadi nilai setara rupiah menggunakan kus historis.yaitu kus tunai pada saat transaksi awal terjadi. Proses pengukuran kembali memebagi neraca menjadi akun moneter dan non moneter. Aset dan kewajiban moneter seperti kas, piutang jangka pendeek dan jangka panjang,dan utang jangka pendek dan jangka panjang, memepunyai jumlah yang tetap dalam unit mata uang. Akun-akun ini dapat mengalami keuntungan atau kerugian dari perubahab kurs. Aset non moneter adalah akun-akun seperti persediaan dan aset tetap, yang nilainya tidak tetap dalam unit moneter.
Oleh karna igunakan berbagai kers untuk mengukur kembali neraca percobaan mata uang asing, maka debit dan kredit dalam neraca percobaan setar rupiah tidak akan sma. Dalam kasus ini, pos penyeimbang adalah keuntungana atau kerugian pengukurana kembali, yang dimasukan dalam laporan laba rugi peride berjalan.
a.    Penyajian Laporan Keuangan Dari Keuntungan atau Kerugian Pengukuran Kembali
 Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari proses pengukuran kembali dimasukan dalam laporan laba rugi periode berjalan, umumnya dalam “pendapatan lain-lain”. Digunakan beberpa nama akun, seperti keuntungan (kerugian) mata uang asing, keuntungan (kerugian) mata uang, keuntungan  (kerugian) nilai tukar, atau keuntungan (kerugian) pengukuran kembali. Pos keuntungan (kerugian) pengukuran kembali digunakan disini karena nama ini yang paling mengambarkan sumber pos tersebut. Keuntungan atau kerugian pengukuran kembali dimasukan dalam laporan laba rigi periode berjalan karena jika transksi sejal awal dicatat dalam rupiah , maka keuntungan atau kerugian nilai tukar akan diakui dalam periode berjalan sebagian dari pentyesuaian yang diharuskan untuk penlaian transaksi luar negeri yang di dominasi dalam mata uang asing.

1.6.  INVESTASI LUAR NEGRI DAN ANAK PERUSAHAAN TIDAK DIKONSOLIDASIKAN
Sebagian besar perusahaan mengkonsolidasi anak perusahaan luar negri sesuai dengan PSAK No.4, “Laporan Keuangan Konsolidasi” . Dalam beberapa kasus anak perusahaan tersebut tidak dikonsolidasikan, karena kriteria yang ditetapkan untuk anak perusahaan luar negri. Umumnya, induk perusahaan mengonsolidasikan anak perusahaan luar negri, kecuali bjika salah satu kondisi berikut sangat ketat sehingga perusahaan indonesia yang memiliki perusahaan luar negri tidak dapat melaksanakan tingkat pengendalian ekonomis atas sumber daya dan operasi keuangan anak perusahaan luar negri yang merupakan syarat konsolidasi, seperti berikut ini,
1.      Pembatasan pertiukaran mata uang
2.      Pembatasan transfer poperti di negara asing
3.      Ketidakpastian lain yang ditetapkan oleh pemerintah
Anak perusahaan luar negri yang tidak dikonsolidasi dilporkan sebagai investasi alam neraca perusahaan indonesia. Perusahaan inverstor indonesia harus menggunkan metode ekuitas jika mempunyai kemampuan untuk melaksanakan “pengaruh signifikan” atas kebijakan keuangan dan operasional investor. Jika metode ekuitas tidak dapat diterapkan, maka digunakan metode biaya untuk mencari investasi luar negri, mengakui pendapatan jika hanya dari dividen yang diterima.
Likuidasi Investasi Luar Negri
Akun selisih translasi terkait langsung dengan investasi perusahaan di entitas luar negri. Jika investor menjual sebagian besar dari investasi sahamnya, PSAK 11 mengharuskan porsi pro rata dari akun akumulasi selisih gtranslasi yang dialokasikan ke investasi, dimasukan dalam penghitungan keuntunganj atau kerugian pelepasan investasi. Contoh, jika induk perusahaan menjual 30% dari investasi pada anak perusahaan, 30% dari selisih translasi kumulatif harus dikeluarkan dari akun selisih translasi dan dimasukan dalam perhitungan keuantungan atau kerugian dari pelepasan investasi luar negri.

1.7.LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DI ANAK PERUSAHAAN LUAR NEGRI
PSAK 55 memperbolehkan lindung nilai investasi bersih anak perusahaan di entitas luar negri. Contoh, PT induk mempunyai investasi besih €50.000 di anak perusahaan Geman, yang dibayar seharga Rp600.000.000. Pt Induk dapat memuy=tuskan untuk melindung nilai investasi aset bersih dengan melakukan kontrak kurs di muka untuk menjual euro, atau perusahaan dapat mengeluarklan kewajiban berbasis euro. PSAK 55 menetapka bahwa keuntungan atau kerugian dari bagaian efektif lindung nilai investasi bersih dimasukan dlam pendapatan komperhensif lainnya sebagai bagian dari selisih translasi. Akan tetapi, jumlah penggatian kerugian untuk pendapatan konferhensif dibatasi sebesar selisih translasi untuk investasi bersih. Sebagai contoh, jika digunakan nilai tukar di muka untuk mengukur efektivitas, jumlah penggantian kerugian dibatasi sebesar perubahan kurs tunas periode tersebut. Selisih lebih atas bagian tidak efektif dari lindung nilai harus diakui dalasm laba periode berjalan.

Kesimpulan
Translasi adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Metode metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi berbeda-beda di seluruh dunia. Kondidi perekonomian suatu negara, masalah hukum, pendidikan dan sistem politik, perkembangan teknologi, budaya dan tradisi serta berbagai faktor-faktor sosial ekonomi laiannya merupakan faktor yang memengaruhi perkembangan standart akuntansi dan profesi akuntan disuatu negara
Mata uang fungsional adalah mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing ke mata uang fungsioanal entitas asing. Metode yang digunkana untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsionalnya disebut metode temporal. Berdasarkan metode temporal, nilai tukar sekarang digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsional.
Penyajian laporan keuangan afiliasi luar negri dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan metode translasi atau metode pengukuran kembali, tergantung mata uang fungsional entitas luar negri. Sebagian besar laporan keuangan afiliasi luar negri translasikan menggunakan menggunkan kurs sekarang karena umumnya unit mata uang lokal adalah mata uang fungsional. Jika rupiah entitas luar negri dari mata uang lokal ke dolar. Pemilihan mata uang fungsioanl memengaruhi penilaian akan entitas luar negri yang dilaporkan dalam lapopran keuangan kmonsolidasi.
Selisih translasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komperhensif untuk periode tersebut. Pendapatan komperhensif termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik. Terdapat beberapa alternatif format penyuajian untuk pendapatan komperhensif. Laporan tunggal, pendekatan laporan gabungan, pertama menyajikan pos-pos dalam laporan laba rugi dan kemudian mempunyai bagian yang menyajikan pos pendapatan komperhensif lainya. Sebagai alternatif yaitu, penyajiam dua laporan dan kemudian laporan terkait yang dimulai dengan laba bersih dan merekonsiliasi menjadi pendapatan komperhensif dengan melaporkan pos pendapatan komperhensif secara terpisah.   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I LOVE UNMUH

PENGALAMAN KULIAH Nama saya Vikha Rofiani, saya akan menceritakan pengalaman saya selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jember. ...